MC-RestroJakbar.com — Polres Metro Jakarta Barat,.Allah SWT Berfirman :
“Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, dia berkeluh kesah.Dan apabila dia mendapat kebaikan (harta), dia amat kikir.”
(QS. Al Ma’aarij: 19-21)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa masalah yang menimpa diri manusia itu ada dua jenis.
Yang pertama adalah KESULITAN
Yang kedua adalah KEBAIKAN
Dan umumnya kebanyakan manusia tidak sadar bahwa kebaikan yang dianugerahkan Tuhan padanya adalah merupakan ujian pula. Hingga banyak manusia yang tidak lulus dalam menghadapi kedua ujian itu. Manusia berkeluh kesah ketika kesulitan melanda, dan amat kikir ketika kebaikan menimpanya.
BERJIWA KACA
Itulah jiwa laksana kaca, Ia amat rapuh dalam menghadapi masalah, Ia amat rentan terhadap benturan, Ia akan mudah tersinggung, marah, sakit hati, dan kecewa terhadap orang lain.
Maka benturan sedikit saja, sudah cukup untuk menghancurkan hubungannya dengan orang lain.
Jika terjadi sedikit benturan saja dalam hubungannya dengan orang tua, ia langsung memutuskan untuk tidak mengakui mereka lagi.
Jika terjadi sedikit benturan saja dalam hubungannya dengan anak, ia langsung mengumpat habis-habisan bahkan mendo’akan keburukan agar menimpa buah hatinya..
Jika terjadi sedikit benturan saja dalam hubungannya dengan istri, lisannya langsung berucap talak yang mengakhiri mahligai rumah tangga.
Dan jika terjadi sedikit benturan saja dalam hubungannya dengan kaum kerabat, para sahabat, tetangga, atau gruf, ia langsung memutuskan silaturahim untuk tidak mau menemui mereka lagi.
Padahal manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa menghabiskan hidupnya sendirian saja. Ia perlu menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya. Maka jika jiwanya rapuh laksana kaca, akhirnya ia sendiri yang akan dilanda kerugian yang membinasakan.
Bahkan kebinasaan itu bisa ia tularkan pada orang-orang di sekitarnya.
BERJIWA BAJA
Maka janganlah berjiwa kaca, jadilah berjiwa baja. Jiwa baja adalah jiwanya orang-orang yang beriman.
Ia akan selalu sabar sembari berikhtiar sekuat kemampuan dalam menghadapi himpitan kesulitan.
Ia pun akan senantiasa bersyukur ketika kebaikan berupa nikmat-nikmat Tuhan dianugerahkan di sisinya.
Maka sungguh beruntunglah orang-orang beriman, orang-orang yang bermental dan berjiwa baja. Ia akan berpikir positif dan menganggap bahwa masalah adalah suatu proses pendewasaan dalam hidup yang akan membentuknya menjadi lebih baik.
Setiap pukulan palu yang datang menghantam memang menyakitkan namun ia sadar bahwa hal itu baik bagi dirinya. Ia akan melihat palu sebagai sahabat bukan musuh yang akan meng hancurkan. Hingga akhirnya ia terbentuk menjadi pribadi yang tangguh, yang bermanfaat bukan hanya bagi diri pribadi namun bermanfaat bagi orang lain pula.
Hingga masalah demi masalah yang datang tak pernah dihadapinya dengan keluh kesah, namun dihadapinya dengan senyum penuh tawakkal. Toh dunia dengan segala isinya hanyalah senda gurau dan permainan semata. Jika ia bisa lolos ujian hidup di dunia, ia yakin ada ganjaran berupa kenikmatan yang kekal abadi kelak di akhirat sana.
Allah SWT berfirman :
“Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yg menipu.”
(Al hadid ayat 20 )
(ameltul)